WELCOME, SEMOGA BERMANFAAT, BAGI REKAN-REKAN YANG BERKENAN SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR.

Selasa, 19 November 2013

Pengambilan Keputusan berbasis SIM




MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pengambilan Keputusan berbasis SIM.

Atil Kurnia Sari
1106437 / 2011

Dosen Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen 
Bapak Aldri Frinaldi, SH., M. Hum.
19700212 199802 1 001


Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Jurusan Ilmu Sosial Politik
Fakultas Ilmu Sosial

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

SIM mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat pentinguntuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwainformasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurangmendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalamiketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahandalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerjadengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalubanyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesainsebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkanlangkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuandalam mendesain sistem baru. Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksiyang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harusdibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harusdianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.
Sistem informasi manajemen publik adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen yang berhubungan dengan kebutuhan pemerintahan maupun masyarakat (perencanaan, penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam organisasi publik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengambilan Keputusan.
2.      Pengambilan Keputusan berbasis SIM.
C.     Tujuan Permasalahan
Tujuan dari permasalahan ini adalah mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan dengan Pengambilan Keputusan Berbasis SIM.


BAB II
 PEMBAHASAN
A.    Pengambilan Keputusan
     
Pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari  proses pemikiran tentang masalah yang dihadapi, adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan(decision). 
Pengambilan keputusan menurut George R. Terry didasarkan pada lima (5) hal yaitu :
1.      Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan. Kebaikannya antara lain :
a.       Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b.      Pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya
c.       Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan tersebut sangat berperan.
Kelemahan  dari intuisi adalah :
a.       Keputusan yang diambil relatif kurang baik
b.      Sulit mencari alat pembandingnya sehingga sulit diukur kebenarannya
c.       Dasar-dasar lain  dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

2.      Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis karena berdasarkan pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu serta dapat memperhitungkan untung ruginya dan baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena pengalaman seseorang dapat menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja sudah menemukan cara penyelesaiannya.

3.      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan  dapat lebih tinggi sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu.

4.      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya atau orang yang lebih rendah kedudukannya. Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasar wewenang antara lain :

a.       Kebanyakan penerimanya adalah bawahan
b.      Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c.       Memiliki otentisitas (otentik)

Kelemahannya antara lain :
a.       Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b.      Mengasosiasikan dengan praktek diktatotial
c.       sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat meninmbulkan   kekaburan.

5.      Rasional

Pada pengambilan keputusan ini keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu sehingga dapat dikatakan mendekatai kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang dipimpinnya. Model yang bermanfaat terkenal sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon (Sutabri,2005:130) akan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri atas tiga tahap:
1.      Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.

2.      Perancangan
Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.

3.      Pemilihan

Memilih arah tidakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai arus dari pemahaman sampai perancangan dan pemilihan, tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan lagi ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi.

B.     Pengambilan Keputusan Berbasis SIM

Model Simon sebelumnya memiliki hubungan dengan SIM. Hubungan ini dikaitkan kepada ketiga tahap tersebut, yaitu:
1.      Pembahasan

Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.

2.       Perancangan

SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif.
3.      Pemilihan

SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Sebuah sistem pengambilan keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap: (Sutabri,2005:131-132)  :

1.      Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
2.      Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
3.      Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan.

Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang terbaik/maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model sistem keputusan tertutup. Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.
Di dalam organisasi-organisasi publik, banyak keputusan yang tidak berulang yang harus dibuat oleh para manajer atau pembuat keputusan. Oleh sebab itu, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System/DSS) sangat penting peranannya dalam membantu proses pengambilan keputusan dalam organisasi publik. Menurut Parker (Wahyudi dan Subando,1994:263-264), DSS adalah suatu sistem yang menyediakan sarana yang memungkinkan para manajer untuk mengembangkan informasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keputusan yang akan dibuat.
BAB III
PENUTUP

ü  Kesimpulan

Kesimpulan Manusia sebagai pengambil keputusan harus selalu menjadi bagian dari suatupemilihan. Suatu algoritma keputusan, suatu aturan keputusan atau suatu programkomputer hanya membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akantetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan komputermengambil keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapakeputusan dapat diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang lain tidak. Halini mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidakterprogram sangat penting untuk perancangan SIM.
Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisis berdasarkan perbandingan biaya dengan efektifitasnya dan digunakan secara layak. Keunggulan komputer sebagai suatu alat terletak di dalam kemampuannya mengolah data yang banyak dan kompleks serta melakukan perhiturgan-perhitungan yang rumit dalamwaktu yang singkat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam manajemen untuk bersikap terbuka dalam menyampaikan masalah-masalah yang ingin dibantu pemecahannya dengan menggunakan komputer.



DAFTAR PUSTAKA

Kumorotomo, Wahyudi dan Subando Agus Margono.2001.Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi-Organisasi Publik.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

McLead, Raymond dan George P. Schell.2001.Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:Salemba Empat

Sutabri, Tata.2005.Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta:ANDI


http://ravina-bethebest.blogspot.com/2009/11/konsep-pengambilan-keputusan-di dalam.htmlhttp://v4nired.wordpress.com/2010/02/26/sistem-pemrosesan-transaksi-pada bank/http://www.slideshare.net/bang_qq/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam pengambilan-keputusan-organisasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar